Scroll keatas untuk lihat konten
Uncategorized

Anotomi Pancasila Sebagai Kohesi Dalam Kelangsungan Perjanjian Luhur Bangsa

×

Anotomi Pancasila Sebagai Kohesi Dalam Kelangsungan Perjanjian Luhur Bangsa

Sebarkan artikel ini

Oleh: Bung Max Siso
Keynote Speaker

Manado, Mediasulutgo.com — Ada pemikiran yang berkembang, ketika kita melakukan pendalaman terkait Anatomi Pancasila Sebagai Kohesi Dalam Kelangsungan Perjanjian Luhur Bangsa. Dari lima sila pada Pancasila, 4 sila di antaranya sifatnya merupakan nilai-nilai universal, tetapi satu merupakan kekhususan bagi kita di Indonesia, yakni sila Persatuan Indonesia. Nah, akhir-akhir ini muncul gerakan-gerakan yang mengancam melumpuhkan sila PERSATUAN INDONESIA yang bersifat khusus itu dan yang paling menonjol terakhir ini adalah konvoi-konvoi yang dilakukan sembari menyebarkan berbagai selebaran yang dilakukan kelompok

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Khilafah”, atau apalah namanya. Kehadiran dan aksi kelompok-kelompok seperti ini, jelas dapat membawa ekses berkepanjangan. Di Sulawesi Utara, tak mungkin gerakan-gerakan tersebut muncul. Tetapi kedepan yang paling mungkin muncul adalah ekses-eksesnya, yaitu kalau masyarakat provinsi ini merasa terintimidasi akibat dari gerakan semacam ini, yaitu gerakan separatis yang apabila nanti dibiarkan maka tergeruslah nilai “PERSATUAN INDONESIA”.

Berbagai surat kabar dan media sosial telah menyajikan semacam konfirmasi, bahwa gerakan seperti itu memang riil, dan bukan seperti tuduhan sebagian kalangan bahwa itu semata adalah “proyek”. Aneh, tentu tuduhan semacam ini, “karena manusia mana yang mau menjadi korban, jika benar itu adalah sebuah “proyek”?” kalau proyek kan bersifat belum terungkap, “tetapi inikan sumbernya jelas, pelakunya jelas?“
Pelaku kegiatan ini bahkan kadung menyebut bahwa sistem ketatanegaraan kita sebagai “thogut”. “Nah apakah ada komunikasi dengan negara kalau ini dianggap sebagai proyek?” Ini melahirkan perdebatan dominan di ruang-ruang publik, di medsos dan lainnya. Dan tidak sedikit juga berita-berita muncul bahwa persoalan-persoalan ini juga sudah masuk ke sendi-sendi kehidupan kelembagaan Negara. Dengan adanya gerakan-gerakan yang sudah terpampang dengan jelas, yaitu dapat ditonton dengan mata telanjang, alias sudah menunjukkan sikapnya, yaitu lewat konvoi, ini menunjukkan bahwa gerakan ini sudah sangat serius, dan sepanjang pengamatan, kelompok ini selalu mendengungkan di ruang public, bahwa sistem yang benar adalah system dari hukum Tuhan. Dan,perjuangan mereka, adalah perjuangan yang dilakukan apakah lewat berbagai aksi, tetapi yang lebih harus dicermati dan diwaspadai adalah perjuangan lewat jaur konstitusi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *