OPINI, mediasulutgo.com — Akhir-akhir ini di Boalemo marak dengan pemberitaan tentang kasus Bupati Boalemo sepuluh tahun lalu yang menyebabkan adanya korban. Hampir setiap saat berita tersebut dibagikan di berbagai media sosial. Dari group-group WhatsApp, Facebook, Twitter, dll. Karena sudah terlalu banyak orang-orang yang membagikan, tentunya membuat saya tergelitik untuk ikut membacanya.
Sejak Bapak Darwis Moridu terpillih menjadi Bupati Boalemo, saya akui, sebagai putra asli Boalemo ada banyak hal di mana saya tidak sepakat bahkan menentang kebijakan-kebijakan Bupati yang bersifat kontroversi dan tidak pro rakyat. Namun, bukan berarti saya ikut tidak sepakat dengan kebijakan lainnya yang memang dapat dirasakan oleh kalangan masyarakat Boalemo. Dan semoga saya akan terus seperti itu dalam melihat pemerintahan di Kabupaten Boalemo.
Perihal berita yang saat ini lagi marak, ada beberapa hal yang kemudian membuat saya bertanya-tanya, ada apa gerangan. Apa sebenarnya yang menginisiasi kasus yang sudah sepuluh tahun berlalu itu diangkat kembali ke permukaan. Kalau memang masih ada permasalahan, kenapa ada surat perjanjian yang ditandatangani di atas materai sebagai tanda kesepakatan bahwa telah ada kata ‘damai’ antara Bapak Darwis Moridu dan pihak keluarga korban.
Kenapa nanti sekarang? Tidak dari kemarin-kemarin sebelum pak Darwis menjadi Bupati Boalemo? Hal ini kemudian menjadi pertanyaan sendiri buat saya pribadi. Ada apa gerangan?
Apa karena tidak puas dengan kinerja pemerintah saat ini? Saya pikir, tidak. Karena tidak ada kaitan sama sekali antara kinerja pemerintah Kabupaten Boalemo saat ini dengan kasus yang tersebut.
Apa karena tidak senang dengan kebijakan Bupati Boalemo? Saya rasa juga bukan. Karena hal tersebut terlalu jauh.
Atau, apa karena tidak suka dengan bapak Darwis Moridu, Bupati Boalemo? Atau, jangan-jangan ada “Faktor X” yang lain yang menyebabkan kasus ini kembali di angkat?
Tentu semua pertanyaan tersebut belum saya temukan jawabannya. Tapi, apapun itu alasannya, saya menemukan bahwa penggiringan pemberitaan yang akhir-akhir ini lagi marak di Boalemo, seakan-akan ingin menggambarkan ke publik bahwa Bupati Boalemo “seorang pembunuh.” Dan sebagai seorang yang masih berakal sehat, saya menilai, sangat, sangat tidak elegan dan tentunya sangat tidak masuk akal, jika menyerang pribadi seseorang hanya karena kepentingan politik, atau kepentingan-kepentingan lainnya.(*)