Scroll keatas untuk lihat konten
HEADLINESNASIONAL

Jelajah Rasa dan Budaya, Fory Perkenalkan Ragam Kulliner Gorontalo

×

Jelajah Rasa dan Budaya, Fory Perkenalkan Ragam Kulliner Gorontalo

Sebarkan artikel ini
Fory Perkenalkan Kulliner Gorontalo

“Fory Perkenalkan Kulliner Gorontalo”

JAKARTA, mediasulutgo.com – Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) terus mendorong upaya pengembangan produk turunan berbasis alam dengan semangat gotong royong. Dalam rangka menjalankan Visi Ekonomi Lestari tersebut, Sekretariat LTKL mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango bekerjasama dengan KAUM Restaurant, Brookland Coffee dan Masak TV bersama UMKM lokal Lestari Kabupaten mengadakan kegiatan Eksplorasi Kuliner Lestari dan Produk Lokal Lestari untuk menggali ragam olahan makanan dan minuman, dimana bahan-bahannya berasal dari ekosistem yang terjaga.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Program ini dikemas dengan tema “Sustainable Culinary Journey” yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari rangkaian Festival Kabupaten Lestari 2021 dengan tuan rumah Pemerintah
Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango.

Dari kegiatan “Sustainable Culinary Journey” (SCJ) tersebut, akan dihasilkan ragam menu baru
yang terinspirasi dari pengelolaan pangan dan produk UMKM Lestari di kedua Kabupaten. Ragam
menu baru ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak terciptanya bisnis dan produk turunan baru yang meningkatkan semangat pengelolaan pangan Lestari di Kabupaten.

Sehubungan dengan hal tersebut, Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) melaksanakan Jelajah Rasa dan Budaya Kabupaten Gorontalo dan Bone Bolango Menuju Festival Kabupaten Lestari yang akan menampilkan menu kreasi inspirasi dari perjalanan SCJ.

Pada Kesempatan itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gorontalo, Prof. Fory Naway perkenalkan ragam Kulliner Gorontalo.

Fory Mengatakan, LTKL memprakarsai kegiatan Sustainable Culinary Journey” (SCJ) untuk Kabupaten Gorontalo dan Bonebolango sebagai tuan rumah festival Lingkar Temu Kabupaten Lestari ( LTKL) tahun 2021.

Pada kesempatan itu, Kabupaten Bone Bolango memperkenalkan kekayaan alamnya Kopi Pinogu dan untuk Kabupaten Gorontalo Budaya.

“Kedua produk ini disatukan dalam Lingkar Temu Kabupaten Lestari. Dengan kegiatan ini, kedua daerah perlu di publis melalui Budaya Kulliner dari makanan yang ramngan.ah lingku

Kata Fory, Makananya bagaimana? nah, mengekspose makanan tradisional budaya untuk bisa dijadikan makanan ramah lingkungan yang nantinya akan direflikasi

“Reflikasi artinya, seluruh menu yang bumbunya dari Gorontalo dengan konsep makanan tradisonal ini bisa dijadikan, direflikasi menjadi makanan Internasional.

“Jadi menu Internasiinal, bukan saja Nasional, bukan saja Nusantara tapi kolaborasi menu standar Internasional. Bahan -bahannya dari Gorontalo, contoh, menggunakan valem suggar. Valem suggar itu gula semut. Kemudian,juga gula merah yang terbuat dari aren,” jelasnya.

Kenapa demikian? ungkap Fory Naway, karena produknya beda cara memprosesnya menjadi gula aren. Prosenya itu, kualitasnya sampai rasa dan juga kenikmatan rasa itu yang akan dipublis.

Lanjutnya, kemudian menu Binte Biluhuta, direflikasi menjadi Binte Biluhuta standar internasional dan makanan Nusantara.

“Pada acara itu kami disuguhin tujuh kali makan tapi dengan minuman khas Kopi Pinogu yang dari Bone Bolango yang diproduksi menjadi kopi khas Indoensia.

“Bukan lagi Khas Gorontalo, kopinya dari Bone Bolango tapi mereka reflikasi menjadi kopi rasa jeruk, kopi rasa pedas cabe Gorontalo tapi segar, Seperti itulah,” lanjtnya.

Terakhir, kita disuguhin makanan penyajian puding. Puding itu, dari kombinasi bahan sambiki atau bolongga. Bolangga itu lalu dicampur dengan kacang mente. Jadinya dia menu buka puasa yang segar yang enak rasa karena tidak ada campuran rasanya.

“Bahakan, Mereka juga menawarkan bahwa kulliner ini diangkat dari bahan binte dan kopi. Rencana mereka akan berpusat di Kabupaten Gorontalo dari LTKL. Saya tawarkan, ada menu dari bahan jamur, kemudian daun kelor. Daun kelor bisa dijadikan sirup, bisa dijadikan puding.

“Daun kelor ini bisa dikonsumsi ibu-ibu yang menyusui. Maka nanti produknya direkayasa menjadi minuman yang gizinya tinggi sekali. Insya allah mereka akan datang di Gorontalo . Minta dong untuk dibawa ke jakarta, kata mereka ke saya. Disnilah, Peran PKK adalah bagaimana menciptakan menu sehat, original berbasis B2SA,”tandasnya.(If)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *