BOLMUT, MEDIASULUTGO.COM – Sejarah berdirinya Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) 1 Bolangitang, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), dibacakan oleh Drs. Kalpana Nani, pada acara puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-36 SMA N 1 Bolangitang, Senin (7/3/2022).
Berdiri sekolah tersebut berawal dari keinginan masyarakat untuk memajukan pendidikan di kawasan pantai Utara Kabupaten Bolaang Mongondow pada umumnya dan khususnya di Kecamatan Bolangitang, dilatar belakangi oleh sejumlah siswa tamatan SMP di tiga Kecamatan.
“SMP N Boroko, SMP N Bolangitang dan SMP N Bintauna. Pada saat itu membludak, para orang tua ingin sekali menyekolahkan anaknya namun harus ke Kotamobagu atau ke Gorontalo. Sementara, kondisi ekonomi para orang tua saat itu sangat terbatas,” kata Kalpana Nani.
Sehingga, lanjut Kalpana, pada tahun 1976 dibentuk suatu panitia diberi nama Panitia Pembangunan SMA persiapan Bolangitang, yang dipromotori unsur Tripika Bolangitang.
“Rintisan pertama tahun 1976, panitia dan masyarakat mengadakan rapat persiapan pembangunan SMA Bolangitang. Tahun 1978 dimulai tahun ajaran baru dan proses belajar mengajar di Balai Pertemuan Umum Bolangitang sampai tahun 1980,” ungkapnya.
Namun ditahun itu pula, proses pembelajaran disekolah persiapan tersebut sempat terhenti karena tidak adanya tenaga pengajar, sehingga para siswa pindah ke SMA Kotamobagu dan Inombonto.
Ditahun 1983, kerukunan Pelajar Mahasiswa Bolangitang (KPMBI) saat kembali ke kampung halaman, berupaya mengumpulkan dana untuk membantu pembangunan sarana pendidikan.
“Menggelar festival seni dan olahraga serta kegiatan hari-hari besar keagamaan. Diantaranya, Nuzul Quran. yang dilaksanakan di balai pertemuan umum Bolangitang, tepatnya tanggal 6 Juli 1983. Diesoknya, mahasiswa yang akan mengakhiri studinya membuat pernyataan untuk menjadi tenaga pendidik di SMA Bolangitang, tepatnya tanggal 16 Juli 1983 proses belajar mengajar kembali dilaksanakan. Diantaranya yang membuat pernyataan yakni Drs Kalpana Nani dan Drs Sidin Dotinggulo,” ujarnya.
Berjalannya waktu, menurut mantan Guru SMA N Bolangitang itu, mengatakan bahwa proses pembelajaran tahun ajaran baru telah dibuka kembali pada tanggal 16 Juli 1984 dengan jumlah siswa 131 orang yang dibagi kedalam tiga ruang kelas, bersamaan dimulainya program KKN IKIP Negeri Manado di wilayah Bolangitang.
“Susunan pengajar yakni S.Y Babay (Alm) saat itu Kepala SMP N Bolangitang, Drs Kalpana Nani sebagai Koordinator Guru, dan tenaga pengajar dari Guru SMP N Bolangitang dan mahasiswa KKN IKIP Negeri Manado,” sebutnya.
Lebih jauh Kalpana Nani, menguraikan bahwa perjuangan belum berkahir. Sebab ini merupakan titik awal kedua karena sekolah tersebut belum resmi menjadi sekolah Negeri.
“Setelah proses KKN IKIP Negeri Manado selesai, SMA persiapan Bolangitang terjadi krisis tenaga pengajar. Para mahasiswa kembali ke kampus dan yang tersisa tinggal dua orang guru bantu dari SMP N Kotamobagu, yaitu Dra Norma Sugeha dan Drs A. Yoyang. Menyusul kemudian, Drs Halipaks Olii yang baru tamat dari IKIP Gorontalo,” pungkasnya.
Uniknya, pada tahun 1984 para siswa saat itu sempat menamakan SMA persiapan Bolangitang dengan nama “SMAGOR” atau singkatan dari SMA Mangga Gora sebagai tempat berteduh. Artinya, tempat menerima pelajaran dari guru ada saat dibawah pohon mangga dan pohon Gora tepatnya di kompleks SMA N 1 Bolangitang saat ini berdiri.
Kemudian, lanjut Kalpana, siswa juga pernah memberi nama SMA PLN artinya sekolah ini mati hidup seperti lampu PLN. Pada saat itu pula dirinya merupakan satu-satunya guru yang menetap disekolah itu.
Berkat usaha dan kerja Pemerintah dan masyarakat kala itu, Kalpana menerangkan bahwa pada tahun ajaran 1986-1987, tepatnya hari Sabtu 7 Maret 1987 secara institusional SMA persiapan Bolangitang disahkan menjadi SMA Negeri Bolangitang.
“Peresmian itu dilakukan oleh Kepala Kantor Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Utara, Drs Bartel Aden, atasnama Kemdikbud Republik Indonesia. Dengan SK Nomor : 0886/0/1986 tertanggal 22 Desember 1986,” sebut Kalpana.
Lanjut Nani, dengan diresmikannya SMA N Bolangitang yang menjadi Pejabat Kepala Sekolah yaitu Drs Adrian Pontoh, yang saat itu menjabat sebagai Kepala SMA N 1 Kotamobagu, dengan tenaga pendidik antara lain Drs Mustafa Kohongia, Drs Kalpana Nani, Harisa Usup BA, Drs Halipaks Olii, Drs Yunan Berahima, Dra Djelni Angkateda, Drs Leksi Talibo, dan Dra Amna Lasama.
Acara persemian itu juga dihadiri oleh, Kakadep Kabupaten Bolaang Mongondow Drs Y. Blongkod, Kepala SMA N 1 Kotamobagu Drs Adrian Pontoh, dan Kepala SMA N Inombonto Drs J. Bulou.
Seiring berjalannya waktu, Kalpana Nani menyebutkan bahwa Tahun 2007 Kabupaten Bolaang Mongondow Utara diresmikan. Maka, dengan begitu Nomenklatur SMA Negeri Bolangitang berubah menjadi SMA Negeri 1 Bolangitang Barat.
Dengan susunan kepala sekolah yaitu:
1. Drs Adrian Pontoh Tahun 1986-1990 (PJs)
2. Drs H Kiyai Demak (Alm) tahun 1990-1995
3. Ishak Van Gobel BA tahun 1995-2000
4. Drs M.M Djenaan tahun 2000-2012
5. Drs Haris Nani tahun 2012-2014
6. Drs Arsudin Humokor tahun 2014-2020
7. Naria Dalanggo S.Pd M.Pd tahun 2020 s/d sekarang.
Diakhir pembacaan keterangan sejarah berdirinya SMA Negeri 1 Bolangitang, Kalpana Nani yang juga pernah menjabat Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bolmut menekankan bahwa sejarah tersebut ditulis bukan semata-mata mengkultuskan seseorang menjadi pahlawan.
“Ini demi kepentingan bersama dan menghargai jeri payah para pendahulu dan upaya pelestarian nilai-nilai luhur kebersamaan dan persatuan dalam membangun Negeri Bolaang Mongondow Utara, lebih khusus SMA N 1 Bolangitang,” imbuhnya. (Dolvin Rivai)