BOLMUT, MEDIASULUTGO.COM – Mengunjungi tempat wisata, menjadi kebiasaan masyarakat dalam mengisi waktu liburan. Khususnya di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), ketika Akhir pekan menyambut.
Berbicara soal wisata, di Bolmut banyak sekali objek-objek wisata menjadi pilihan masyarakat lokal. Seperti halnya pantai atau wisata alam non pantai.
Khusus lokasi dengan tema pantai, tak asing lagi ada Batu Pinagut, Tanjung Dulang, dan Wisata Mangrove. Ada juga Pasir Putih Air Balanda, wisata Pantai Minanga, Homestay di Binuanga dan masih banyak lagi.
Sedangkan wisata non pantai yang sering dikunjungi, diantaranya yakni Air Jatuh Pontak di Desa Gihang. Kemudian Bendungan Pontak Desa Gihang, Bendungan Paku, Kebun Naulas Desa Paku, dan Pemandian Batu Biliang Desa Gihang.
Khusus Bendungan Pontak yang berada di Desa Gihang, saat ini tengah diupayakan oleh pemuda dan pemerintah desa setempat sebagai salah satu ekowisata (wisata Alam non pantai) yang menjadi icon Bolmut.
Menurut pengelola wisata Rafik Meamogu, salah satu pemuda Gihang, keunggulan wisata yang ada di desanya terdapat 4 kelebihan dari tempat wisata lainnya.
Pertama: 3 lokasi wisata berada di satu tempat, yakni Bendungan Pontak dengan keindahan alamnya dan rindangnya deretan pohon jati. Kemudian, Air Jatuh Pontak dengan kondisi alamnya yang masi asli dan airnya yang sejuk serta bersih membuat semua pengunjung ingin berenang.
Berikutnya Pemandian Batu Biliang (Sungai Pontak) yang selain menyediakan tempat untuk berenang, juga terdapat tempat untuk mencuci kenderaan.
Selain itu, bisa pula sekalian jalan-jalan di perkebunan Gula aren. Bahkan, Anda dapat mencari tahu bagaimana cara memproduksi gula aren secara manual.
Kedua: lokasinya berada di sekitaran Pusat Kota Bolmut. Namun, nuansa pedesaannya terasa jelas. Tidak ada kebisingan, sehingga sangan cocok dijadikan tempat berlibur di akhir pekan ataupun spot untuk merelaksasikan diri.
Ketiga: jika pengunjung ingin mengetahui cara masyarakat setempat memproduksi gula merah (gula aren), katu (atap tembikar), dan sagu, tersedia tour Guide dengan harga yang cukup murah.
“Pasalnya, di lokasi wisata Desa Gihang ini, kelestariannya masih terjaga. Lanskap alamnya juga sangat memukau dan aneka tumbuhannya masih hijau,” ucap Rafik yang juga ketua Karang Taruna Desa Gihang.
Menurutnya, hal itulah kemudian mempersembahkan nuansa yang amat indah. Apalagi ditambah dengan semilir angin yang sejuk. Di kalangan umum, kata Rafik, baik muda maupun tua, lokasi wisata-wisata di Desa Gihang, adalah surga keindahan alam yang tak lagi asing didengar.
Terakhir dan paling penting, seluruh tempat wisata yang ada di Desa Gihang ini bisa dinikmati, hanya dengan memberikan dana partisipasi yang tak mengikat jumlahnya. Dana tersebut digunakan untuk pengelolaan tempat wisata seperti keamanan, kebersihan, dan menata keindahan di ketiga tempat wisata yang ada.
Sementara, Sangadii Desa Gihang Saif Kamaru, menjelaskan bahwa para pemuda ini mengetahui potensi desa seperti Bendungan dan air terjun. Lantas mereka memutuskan untuk mengembangkan potensi lokasi wisata yang sebelumnya tidak pernah tersentuh.
“Mereka bekerja keras untuk memulainya, seperti yang kita lihat saat ini. Dari unsur bendungan, air jatuh, dan aliran sungai yang di tata menjadi wahana wisata,” ujar Saif.
Dengan begitu, lanjut Saif, kedepan Desa Gihang diharapkan menjadi salah satu desa wisata di wilayah Kecamatan Kaidipang. Karena, Desa Gihang memiliki banyak tempat yang bisa dijadikan objek wisata, namun belum dikelola karena keterbatasan anggaran.
“Dari segi alam, di Gihang banyak spot yang menarik hanya saja masih terkendala dengan persoalan anggaran serta pengaturan atau menejemen dari suatu objek wisata. Sedangkan kalau segi Ekonomi Kreatif di gihang masyarakatnya banyak yang membuat Katu (atap Rumbia), Gula Merah (Gula Aren), memproduksi Sagu sampai mengolahnya menjadi Popiu, Bel, Inamol dan Bagea (Makanan khas Bolmut dari olahan sagu),” ungkapnya.
Kedepannya, kata Saif, dengan segala upaya pihaknya akan memajukan desa nya demi kesejahteraan masyarakat setempat. Kedepannya, pihaknya dan masyarakat akan membuat potensi-potensi tersebut dikelola secara bertahap.
“Kolaborasi antara anak muda dengan pemerintah desa memunculkan ide kreatif di bidang pariwisata, sehingga desa Gihang kedepan memiliki pendapatan dari sektor wisata non alam,” pungkasnya.
Untuk itu, Saif berharap, dengan adanya beberapa titik objek wisata non pantai di Desa Gihang, para pencinta wisata dapat mengunjungi spor-spot wisata di desanya. (Dolvin)